Toxoplasmosis

Toxoplasmosis

Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh  bakteri Toxoplasma gondii.

Toxoplasmosis biasanya memberikan efek gejala penyakit di daerah otak dan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan toxoplasma encephalitis. Bakteri ini juga bisa menimbulkan infeksi pada organ tubuh lainnya seperti mata dan paru paru.

Sumber infeksi dari penyakit ini adalah berasal dari kucing atau burung dan daging yang tidak diolah dengan baik atau mentah, khususnya daging babi, kambing atau daging rusa. Ketika kucing dan burung kamu di tes toxoplasmosis dan hasilnya adalah negatif dan binatang peliharaan itu berkeliaran dirumah maka bukan merupakan sumber penularan, yang menjadi masalah apabila binatang peliharaan kamu keluar rumah dan membawa sumber penyakit itu ke rumah kamu. Berhati hati apabila ada kotoran atau liur dari binatang tersebut yang menjadi sumber penularan.

Toxoplasma encephalitis bisa diketahui apabila hasil tes antibodies terhadap Toxoplasma gondii adalah positif — yang merupakan tanda kalo kamu terinfeksi toxoplasmosis di tubuh kamu.

Penyakit ini jarang terjadi pada orang dengan HIV positif yang mempunyai jumlah CD4 diatas 200 dan lain halnya apabila CD4 nya dibawah 50 sering terjadi. Untungnya ada antibiotik yang bisa digunakan untuk mencegah terjadinya Pneumocystis pneumonia (PCP), efektif juga untuk mencegah terjadinya toxoplasmosis. Sehingga semua pasien yang HIV positif dengan CD4 kurang dari 200 diberikan antibiotik profilaksis oleh dokter sampai dengan CD4nya meningkat diatas 200.

Apa yang menjadi tanda dan gejalanya dan bagaiman cara mendiagnosanya?

Beberapa dari gejala toxoplasma encephalitis antara lain sakit kepala, panas, rasa binggung, otot lemah, kejang atau perilaku yang abnormal dan koma (tidak sadar).

Tes darah akan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya antibodies dari Toxoplasma gondii. Namun bukan berarti apabila seseorang yang hasil tes antibodiesnya positif terhadap Toxoplasma gondii bukan berarti dia menderita penyakit ini. Kurang lebih sekitar 40% orang yang tinggal di Amerika terpapar toxoplasma gondii pada saat hidupnya (data di Indonesia belum ada). Dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, khususnya orang dengan HIV+ dengan jumlah CD4 kurang dari 50, mempunyai resiko untuk terinfeksi toxoplasmosis. Pada beberapa kasus bisa dikarenakan oleh baru terpapar bakteri, mungkin dari makanan yang tidak di masak dengan baik. Bisa juga karena karena sebelumnya sudah ada bakteri toxoplasma gondii dalam jumlah tertentu yang tidak memberikan efek apapun dalam tubuh tapi karena sistem kekebalan tubuh nya menurun maka bakteri itu menjadi aktif, berkembang biak dan menimbulkan penyakit.

Untuk mendiagnosa toxoplasma encephalitis, maka perlu dilakukan pemeriksaan CT atau MRI scan. Toxoplasma gondii bisa menyebabkan multiple lesions pada otak. Namun bagaimanapun juga cukup sulit membedakan apakah lesions yang ada di otak disebabkan oleh toxoplasmosis atau oleh karena infeksi lainnya di daerah otak.

Jika dicurigai kalo terjadi infeksi toxoplasmosis di daerah otak, didasarkan atas gejala yang ada pada pasien  dan hasil dari scan kepala, sebaiknya segera dilakukan pengobatan dengan segera  meskipun dokter belum pasti mendiagnosanya.

Apakah Toxoplasma berbahaya? Bagaimana pengobatannya?

Untuk mengobati toxoplasmosis, biasanya digunakan 3 kombinasi obat. Lama pengobantan biasanya diawali dengan dosis tinggi untuk empat sampai enam minggu. Setelah itu dosisnya akan dikurangi ke dosis “maintenance therapy” untuk mencegah toxoplasmosis timbul kembali. “Maintenance therapy“ bisa distop jika kamu sudah mendapatkan terapi penuh selama enam minggu dan tidak ada gejala lagi yang timbul  dan diikuti dengan peningkatan jumlah CD4 diatas 200 dengan minimal 6 bulan pengobatan ARV.

Bisa kah dicegah?

Tentu bisa kita mencegah agar tidak terinfeksi  adalah menghindar kontak dengan bakteri Toxoplasma gondii. Daging seperti daging babi, kambing dan daging rusa sebaiknya tidak dimakan setengah matang  dan harus dimasak dengan cukup dan daging matang. khususnya pada orang dengan HIV positif dengan jumlah CD4 kurang dari 100.

Bagi kamu yang punya peliharaan kucing dan burung, pastikan selalu menggunakan sarung tangan dari bahan karet pada saat membersihkan kotoran atau kandang nya dan pastikan untuk membersihkan kandangnya setiap hari.

Toxoplasma gondii tidak menular pada kotoran dari kucing atau burung yang fresh atau masih baru, butuh waktu itu itu berkembang di feses agar bisa menular. Lakukan pemeriksaan terhadap kucing dan burung kamu apakah mengidap Toxoplasma gondii antibodies atau tidak dan jaga hewan peliharaanmu agar tetap di rumah agar tidak terinfeksi dari luar.

Obat pencegahan berupa antibiotik diberikan pada orang dengan HIV positif dengan CD4 kurang dari 200 dan diminum sampai CD4 meningkat diatas 200 . Pada pasien dengan HIV positif segeralah minum obat ARV agar tetap sehat.