Top or Bottom?

Top or Bottom

Pengertian hubungan antara top dan bottom bisa diartikan secara sederhana namun bisa menjadi sangat kompleks.

Pada setiap hubungan seksual, baik itu antara gay, straight atau lainnya, seseorang selalu menjadi yang dominan dan satu lagi menjadi yang pasif. Pada saat perilaku “memberi dan menerima” terjadi selama proses hubungan seksual, seseorang akan memilih role yang lebih disukai dan yang lainnya akan memilih yang satu lagi. Sebenarnya peran antara top dan bottom adalah sama saja dalam hubungan seksual, tetapi jika menyangkut masalah kesehatan seksualnya merupakan dua hal yang berbeda dan merupakan tanggung jawab bersama untuk setiap gay dan biseksual untuk mengetahuinya berdasarkan posisi seks nya.

Pada dasarnya semua infeksi menular seksual (IMS) tidak baik bagi kesehatan kamu. Secara umum kondom bisa melindungi kamu dari IMS yang ditularkan melalui cairan tubuh seperti (cairan mani, darah atau cairan vagina). IMS yang ditularkan melalui kontak kulit ke kulit seperti (Herpes, HPV) masih bisa terjadi walaupun sudah menggunakan kondom, khususnya apabila salah satu pasangan ada gejalanya atau luka/lesi. Berikut hanya dibahas dari segi HIV saja.

Top
Definisinya: pasangan yang melakukan insertive / penetrasi melalui anal pada pasangannya

Overview: Good top selalu diidamkan. Namun banyak persepsi yang salah tentang top yang menyatakan memiliki resiko untuk mendapatkan masalah kesehatan seksual lebih kecil. Namun sebagai top yang baik harus tahu bahwa resiko dia untuk mendapatkan masalah kesehatan seksual adalah sama dengan bottom. Yang penting disini adalah mengetahui status HIV seorang top adalah penting karena akan memberikan andil besar pada pasangan bottomnya dalam hal ini penularan HIV.

Mitos yang mengatakan bahwa orang yang selalu menjadi top saja tidak akan tertular HIV adalah tidak benar.

Resiko: Secara umum bisa diartikan resiko tertular HIV pada orang top adalah lebih kecil dibandingkan dengan yang bottom nya, tapi kedua duanya baik top ataupun bottom memiliki resiko untuk tertular HIV yang sama apabila berhubungan sex anal tanpa menggunakan kondom. Ketika kondom tidak digunakan, Virus HIV bisa masuk ke tubuh kamu melalui luka yang sangat kecil sekalipun pada penis, lecet yang tidak kasat mata atau luka robek yang tampak. Apabila secara bersamaan kamu menderita infeksi menular seksual (IMS) maka resiko kamu untuk tertular HIV akan meningkat. Perlu diingat bahwa banyak IMS yang tidak bergejala. Penelitian menunjukan bahwa top yang tidak disunat memiliki resiko tertular HIV lebih tinggi dibandingkan dengan yang disunat. Jadi kesimpulannya status top seseorang bukan berarti tidak bisa tertular HIV.

Bertanggung jawab lah: Ketika kamu menjadi top nya, adalah sangat penting untuk mengetahui status HIV kamu terlebih dahulu. Jika kamu positif HIV dan tidak sedang dalam pengobatan ARV, kemungkinan besar jumlah virus HIV dalam darah kamu adalah sangat tinggi maka resiko pasangan kamu akan tertular HIV sangat besar. Jika pasangan kamu HIV positif, kamu masih mempunyai resiko tapi Resikonya akan berkurang apabila dia dalam pengobatan ARV dan viral loadnya UNDETECTABLE. Kondom dan penggunaan PrEP adalah pilihan terbaik untuk melindungi kamu, karena melindungi kamu dan juga pasangan kamu. Untuk top yang HIV positif menjaga agar viral load kamu tidak terdeteksi adalah sangat penting, konsisten dan disiplin untuk minum obat merupakan cara terbaik untuk melindungi pasangan kamu agar tidak tertular virus HIV.

Bottom
Definisinya: pasangan yang melakukan receptive / dipenetrasi melalui anal pada pasangannya.

Overview: untuk menjadi bottom yang baik kamu harus tahu benar kerja dan bisa mengontrol tubuh kamu, bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan organ seksual yang satu ini, bagaimana menjaga kesehatan seksual kamu tetapi tetap memberikan kenikmatan buat kamu dan pasangan kamu. Disini jelas, menjadi top adalah pekerjaan yang sangat gampang sedangkan menjadi seorang bottom bukan merupakan pekerjaan yang gampang.

Banyak mitos yang berkembang bahwa orang yang mengidap HIV positif adalah bottomnya dan dia tidak akan menularkan virus HIV ke orang lain, hal itu tidak benar adanya.

Resiko: Gampangnya adalah seorang gay man yang menjadi bottom mempunyai resiko yang besar untuk tertular HIV. Bagian kulit dari lubang anus adalah sangat gampang robek dan rusak pada saat berhubungan sex secara anal. Lewat jaringan yang rusak inilah akan memudahkan virus HIV yang berasal dari top nya baik dari cairan pre cum nya atau cairan spermanya kontak langsung dengan pembuluh darah dan aliran darah.

Bertanggung jawablah: Ketika kamu menjadi bottom, kamu harus bertanya dan mengetahui status pasangan sex kamu karena posisi kamu sangat rentan untuk tertular HIV. Untuk menjawab pertanyaan ini best Option buat kamu yang jadi bottom adalah pilihan perlindungan menggunakan PrEP, karena untuk menjaga kesehatan kamu ada di tangan kamu tanpa memandang status HIV nya dan Pake atau tidak kondom. Sebagai bottom nya kamu bisa melakukan negosiasi untuk menggunakan kondom, tapi pasanganmu lah yang menggunakan kondomnya. Jika kamu bottom dan tidak 100 % konsisten menggunakan kondom, maka dengan menggunakan PrEP akan melindungi kamu dari HIV. Sekali lagi, bottom yang HIV positif bisa melindungi dirinya dari penularan dengan cara konsisten dan disiplin minum obat ARV dan melanjutkan pengobatan.

Top/Bottom selalu dinamis

Jika kamu adalah seorang gay man, kamu mungkin mempunyai posisi seksual yang kamu sukai, kemungkinan akan mengalami perubahan pasti bisa terjadi di kemudian hari. Seandainya kamu menyukai posisi top, ada baiknya kamu mengetahui kedua posisi sex tersebut sehingga kamu akan membuat pasangan kamu menyukainya pada saat berhubungan sex dan juga melakukan hubungan seksual yang aman secara bersamaan. Dengan demikian tidak Alan menjadi masalah seandainya yang top menjadi bottom dan yang bottom menjadi top, sama sama equal, and equally protected.