Anal sex dan penularan HIV

Anal sex dan penularan HIV

Anal Sex dan Penularan HIV

  • Anal sex adalah perilaku seksual yang paling beresiko untuk terjadi penularan HIV baik pada pria dn wanita.
  • Kondom, pre-exposure prophylaxis (PrEP), post-exposure prophylaxis (PEP), dan antiretroviral therapy (ART) bisa menurunkan resiko penularan HIV melalui anal sex. Bisa dikombinasikan akan memberikan perlindungan yang lebih baik.
  • Anal sex juga bisa menyebabkan seseorang tertular IMS atau infeksi lainnya.

Resiko untuk tertular HIV tergantung dari aktifitas seksual yang dilakukan. Hubungan seksual melalui anal, yang melibatkan masuknya penis ke dalam anus mempunyai resiko tinggi untuk menularkan HIV juka salah satunya adalah HIV positif. Kamu bisa mengurangi resiko penularan itu dengan cara menggunakan kondom dengan benar dan konsisten, pilih atifitas seksual yang mempunyai resiko rendah, minum obat untuk mencegah biar tidak tertular HIV (PrEP) dan minum obat untuk mengobati jika HIV positif dikenal dengan ART. dengan menggunakan lebih dari satu cara akan memberikan proteksi yang lebih baik.

Resiko penularan HIV

Anal sex mempunyai resiko yang paling tinggi untuk terjadi penularan HIV. Vaginal sex resikonya lebih rendah dan aktifitas lainnya seperti oral sex, sentuhan, dan ciuman mempunyai resiko kecil samapi tidak mempunyai resiko apapun untuk tertular HIV. Kebanyakan pria terinfeksi HIV karena melakukan hubungan secara anal. Tapi perlu diingat pada wanita bisa tertular HIV melalui anal sex.

Receptive versus insertive seks (Top vs Bottom)

Pada saat berhubungan sex yang memasukan penisnya disebut dengan insertive patner (TOP) dan yang dimasukan dikenal dengan receptive patner (BOTTOM).

Receptive anal sex mempunyai resiko lebih tinggi untuk tertular HIV. Sebagai Bottom mempunyai resiko 13 kali lebih besar dibandingkan dengan top nya. Bagaimanapun juka kedua duanya punya resiko untuk tertular HIV melalui anal sex.

Menjadi bottom pada saat anal sex mempunyai resiko tinggi untuk tertular HIV.
Bottom mempunyai resiko lebih tinggi karena kulit disekitar rectum adalah sangatlah tipis merupakan tempat yang gampang bagi virus HIV untuk masuk ketubuh selama hubungan anal sex yang terbawa bersamaan dengan cairan tubuh seperti darah, cairan sperma/ejakulat, cairan pre-cum atau cairan rektum orang yang terinfeksi HIV. Dengan menggunakan kondom atau obat sebagai pelindung akan mengurangi resiko penularan.

Menjadi insertive partner juga mempunyai resiko untuk tertular selama anal sex.
HIV mungkin masuk ke pasangan TOP melalui luka yang ada yang ada disaluarn kencing atau uretra atau luka kecil, lecet, atau luka pada batang penis. Dengan mengunakan kondom dan obat akan melindungi kamu dan menurunkan resiko penularan.

Resiko infeksi lainnya

Selain HIV, seseorang bisa saja tertular IMS (infeksi menular seksual) seperti chlamydia dan gonorrhea melalui anal sex tanpa menggunakan kondom. Walaupun sudah mengunakan kondom kamu masih bisa tertular IMS yang ditularkan melalui kontak kulit ke kulit seperti Syphilis atau herpes. Kamu bisa tertular Hepatitis A, B dan C: parasit seperti Giardia atau infeksi amoeba dan juga bakteri seperti Shigella, Salmonella, Campylobacter, and E. Coli dari hubungan sex tanpa kondom karena kontak dengan feses atau kotoran. Dengan melakukan pemeriksaan dan pengobatan terhadap IMS akan mengurangi resiko seseorang untuk tertular HIV melalui anal sex. Jika kamu belum pernah di vaksi hepatitis A dan B kamu bisa melakukan vaksinisasi untuk melindungi kamu.

Mengurangi resiko penularan kondom dan pelicin

Kondom pria yang terbuat dari latex atau polyurethane adalah sangat efektif untuk mencegah penularan HIV dan IMS jika dipakai secara benar selama berhubungan sex anal. Orang yang yang menggunakan kondom secara konsisten selama berhubungan sex pada sat menjadi top dengan orang yang HIV positif untuk tertular HIV adalah rata rata sekitar 63 % dan apabila menjadi bottomnya adalah sekitar 72%. Kondom akan tidak efektif apabila kamu tidak menggunakan kondom secara konsisten. Dan sangat penting juga untuk memperhatikan pelicin yang kamu gunakan, gunakan yang berbahan dasar air dan siliko selama berhungan sex dengan menggunakan kondom agar kondom tidak rusak taua robek. Kondom perempuan juga bisa digunaka untuk mencegah HIV dan IMS.

Karena kondom tidak efektif 100%, maka pertimbangkan untuk menggunakan cara pencegahan lain untuk mengurangi resiko kamu.

Anal sex dan penularan HIV

PrEP

Orang yang HIV negatif dan mempunyai resiko tinggi untuk tertular HIV bisa menggunakan obat sehari satu pil akan mencegah tertular dari HIV. Pre-exposure prophylaxis (PrEP) jika diminum secara konstan akan mengurangi resiko tertular HIV sampai dengan 90% karena hubungan sex. PrEP akan kurang efektif jika tidak diminum secara konsisten. Karena PrEP juka tidak secra 100% efektif melindungi kamu dari HIV, sebaiknya dikombinasikan dengan metode yang lain untuk mengurangi resiko kamu dan hanya kondom yang bisa melindungi kamu dari IMS.

PEP

Post-exposure prophylaxis (PEP) artinya minum oabta antiretroviral/ARV — obat yang digunakan untuk mengobati orang dengan HIV positif — setelah kamu merasa terexposse oleh HIV setelah berhubungan sex untuk mencegah kamu agar tidak tertular HIV. PEP hanya digunakan pada kasus emergency dan harus digunakan sebelum 72 jam setelah terpapar HIV, semakin cepat semakin baik. PEP harus diminum sehari sekali atau sehari dua kali selama 28 hari. Jika digunakan secara benar maka PEP melindungi dari HIV tapi tidak 100%. untuk mendapatkan akses PEP silahkan kontak dokter kamu.

ART/ARV

Untuk orang dengan HIV postif antiretroviral therapy (ART) bisa menurunkan jumlah virus HIV dalam darah dan dalam cairan tubuh lainnya menjadi sangat rendah atau sampai tidak terdeteksi oleh alat yang ada, jika diminum secara benar dan setiap hari. Jika diminum dengan benar ART bisa menurunkan penularan HIV ke pasangannya yang negatif sampai dengan 96%. Karena ART tidak efektif 100% untuk mencegah HIV maka dipertimbangkan untuk mengkombinasinya dengan metoda yang lain. Hanya kondom yang bisa melindungi kamu dari IMS.

Cara lain untuk mengurangi resiko

Orang yang berhubungan secara anal bisa memilih perilaku seksual yang lebih rendah penularan HIV nya.

  • Pilih perilaku seksual yang lebih rndah seperti oral sex, yang resikonya rendah atau tidak ada sama sekali penularan.
  • Lakukan tes dan pengobatan IMS.