Ada pengobatan HIV. Itu bukan infeksi yang mematikan.
Pasien 36 tahun laki laki dari Denpasar datang ke Bali Medika 22 Januari 2018. Pasien rujukan dari dokter pribadinya.
Pasien oleh dokter pribadinya disarankan melakukan pemeriksaan HIV karena dari fisiknya terdapat penurunan berat badan yang dratis lebih dari 5 kg dalam satu bulan, pasien hampir setiap hari diare terus menerus. Disarankan untuk melakukan tes HIV oleh dokter pribadinya di Prodia laboratorium, hasil lab prodia per 19 Januari 2018 reaktif – HIV positif.
Pada tanggal 22 Januari 2018 di Bali Medika dilakukan beberapa pemeriksaan lab, CD4 nya saat itu adalah 30 c/ul, yep 30 sedangkan orang sehat CD4-nya berkisar antara 500 s/d 1500. CD4 itu sama dengan sistem kekebalan tubuh kita (tentara di dalam tubuh kita), dengan CD4 yang rendah maka pasien rentan untuk terinfeksi penyakit lainnya walaupun penyakit yang gampang dihindari sebenarnya.
Di lakukan juga pemeriksaan tes viral load HIV (menghitung jumlah virus HIV di dalam darahnya) VL nya 1 430 000 copies/ml. yep artinya dalam 1 cc darah dalam tubuhnya mengandung lebih dari 1 juta virus HIV sangat banyak sekali. Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti fungsi hati, fungsi ginjal, hepatitis B dan C dan ronsen paru/dada semuanya normal dan baik baik saja.
Pada tanggal 29 Januari 2018 pasien memulai pengobatan ARV untuk mengobati HIV nya.
Pengobatan ARV yang diberikan adalah pengobatan ARV yang disediakan GRATIS oleh pemerintah kombinasi obat fix dose yang mengandung Tenofovir, Lamivudine dan Efavirenz. Kombinasi obat ini cukup diminum satu kali sehari sebelum tidur saja.
Karena CD4 nya sangat rendah maka pasien juga di terapi dengan antibiotik kotrimoksazole untuk mencegah agar pasien tidak terinfeksi penyakit lainnya seperti radang paru yang disebabkan oleh PCP atau toxoplasmosis, obat antibiotik ini harus diminum setiap hari sampai CD4 nya naik diatas 200.
Pada awal pengobatan ARV tidak banyak efek samping yang dirasakan hanya terasa pusing saja tapi itu tidak berlangsung lama. Ini bisa dihindari dengan cara pasien minum obat segera sebelum tidur.
Pada tanggal 19 Februari 2018, belum genap sebulan pasien melakukan pengobatan dengan ARV pasien datang untuk mengambil obat ARV untuk bulan selanjutnya dan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui perkembangan penyakitnya. Pada saat pemeriksaan CD4 jumlahnya meningkat menjadi 106 c/ul, terjadi peningkatan yang cukup banyak. Sedangkan pada pemeriksaan VL jumlah virus HIV dalam darah nya turun drastis yang sebelumnya lebih dari 1 juta copies dalam 1 cc darah menjadi 3 430 copies/ cc. yep hanya dalam 1 bulan pengobatan ARV jumlah virusnya turun yang sebelumnya 1 430 000 copies/cc menjadi hanya 3 430 copies/ cc. Jadi ARV mampu dan bekerja menekan jumlah virus HIV di dalam darah orang dengan HIV positif.
Pasien setiap bulan rutin datang untuk mengambil obat ARV nya, obat ARV diminum setiap hari tidak pernah lupa selalu minum satu pil sehari sebelum tidur malam.
Pada tanggal 10 september 2018, setelah kurang lebih 8 bulan pengobatan ARV viral loadnya jumlah virus HIV di dalam darahnya TIDAK TERDETEKSI. Yep jumlah virusnya menjadi sangat rendah kurang dari 20 copies /cc yang oleh alat tidak mampu mendeteksinya. Pasien merasa lebih baik, aktif ngegym lagi dan berat badannya meningkat yang sebelumnya 55 kg sekarang menjadi 61 kg.
Pelajaran yang diambil adalah tes HIV segera bila kamu melakukan aktifitas beresiko untuk tertular HIV karena orang dengan HIV positif tidak ada gejala sama sekali diawalnya. Pada kasus diatas pasien hanya turun berat badan dan diare tiap hari tidak spesifik gejalanya. HIV hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan darah saja. Segera minum obat ARV bila positif karena ARV bekerja dan akan menurunkan jumlah virus HIV dalam darah kamu sampai tidak terdeteksi bisa diminum dengan baik dan disiplin. HIV bukan merupakan penyakit mematikan lagi, HIV sama dengan penyakit kronis lainnya yang dengan pengobatan yang teratur akan membuat pasien menjadi sehat.