Kanker dubur dan HPV

Kanker dubur dan HPV. Apa yang harus gay men ketahui?

Kanker dubur sangat berbahaya

CDC Melaporkan pentingnya untuk melakukan knker dubur/anal cancer screening pada kelompok populasi kunci pada laki laki yang berhubungan sex laki laki lainnya. Belum ada cara yang baku untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan anal cancer, yang penting adalah untuk memeriksakan diri kamu bila merasa khawatir.

Anal cancer lebih sering disebabkan oleh human papillomavirus (HPV), infeksi menular seksual yang menyerang daerah perbatasan kulit dengan mukos. Virus HPV sering didapati – di Amerika sendiri setiap tahunnya 14 juta orang baru terinfeksi dan jumlah total yang terinfeksi adalah sekitar 79 juta orang. Ada sekitar lebih dari 150 jenis virus HPV yang bisa ditularkan melalui kontak kulit ke kulit dan sekitar 40 jenis yang menyerang organ reproduksi. Seseorang bisa saja tertular HPV saat mereka masih muda atau pada saat kontak seksual pertama terjadi.

Kebanyakan infeksi HPV tidak terdeteksi dan tidak menyebabkan penyakit yang serius.

Dari 150 jenis virus HIV hanya beberapa jenis virus yang biasanya menimbulkan gejala klinis. Jenis HPV yaitu tipe 6 dan 11 bisa menimbulkan kutil kelamin yang bisa menimbulkan gejala di daerah penis atau anus. Selain menimbulkan rasa tidak nyaman dan stres, tipe jenis ini tidak bisa berkembang menjadi kanker anus. Dokter akan mengkategorikan ini sebagai tumor jinak, mungkin hanya menimbulkan perasaan tidak nyaman tapi tidak sampai mengancam nyawa.

Beberapa jenis HPV mungkin bisa berbahaya, HPV tipe 16 dan 18 dikenal dengan penyebab anal cancer dan cancer pada daerah cervix, vulva dan penis. Orang yang terinfeksi HPV tipe ini awalnya akan terjadi perubahan sel yang abnormal yang dikenal dengan high-grade squamous intraepithelial lesions (HSILs). Gejala pre – cancer ini bila dibiarkan dan tidak diobati akan berkembang menjadi cancer.

Laki laki yang berhubungan sex dengan laki laki lainnya (LSL ) lebih mudah terkena anal HPV dibandingkan dengan laki laki yang berhubungan dengan wanita.

Peneliti membuat estimasi anal HPV pada laki laki yang berhubungan dengan perempuan adalah sekitar 15% dan prevalensi anal HPV pada LSL adalah sebesar 60%. Pada kasus HIV positif, resiko terinfeksi anal HPV akan meningkat. Sebuah penelitian yang di publish oleh HIV Medicine menemukan bahwa 77% LSL dengan HIV positif beresiko untuk tertular anal HPV, penelitian lainnya yang di publish oleh Journal of The Infectious Diseasses hampir 90% orang dengan LSL HIV positif setidaknya mempunyai satu jenis virus HPV didalam tubuhnya. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya resiko tipe virus HPV penyebab cancer, yaitu sekitar sepertiganya LSL yang hidup dengan HIV positif HPV tipe 16 . Pada MSM dengan HIV juga kemungkinan berkembang menjadi anal cancer, insiden nya adalah sekitar 5 kali dibandingkan MSM yang HIV negatif. Menurut CDC, laki laki yang berhubungan dengan laki laki lainnya ( LSL ) 17 kali lebih mudah untuk menjadi anal cancer dibandingkan dengan laki laki yang berhubungan dengan perempuan.

Apakah ini berarti orang yang HIV positif lebih mudah untuk tertular HPV ?
Kemungkinan tidak, menurut Joel Palefsky, MD, seorang clinician dan researcher di the University of California, San Francisco, dan the president of the International Papillomavirus Society dan International Anal Neoplasia Society. Beliau menjelaskan orang dengan HIV positif kemungkinan terinfeksi HPV terlebih dahulu, HIV memberikan efek terhadap imun sistem, sehingga HPV menjadi aktif dan menimbulkan masalah kesehatan.

“Ketika kamu sehat, dengan imun sistem yang baik kamu bisa mengontrol virus HPV dengan baik – pada keadaan ini tidak ada tes laboratorium yang bisa dilakukan – akan tampak seolah olah kamu seperti HPV negatif. Tapi bila kamu dengan HIV positif, imun sistem kamu tidak tidak bisa mengontrol HPV. Jika imun sistem kamu semakin tertekan, virus HPV yang sebelumnya tidak berbahaya akan tampak menjadi aktif dan akan menimbulkan gejala” penjelasan Palefsky.

Jumlah laki laki yang berhubungan laki laki lainnya yang terkena anal cancer yang disebabkan oleh HPV meningkat khususnya pada orang yang HIV positif.

Selama 10 tahun terakhir, jumlah kasus anal cancer baru meningkat 2.2% setiap tahunnya. Palefsky memprediksikan trend nya akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya harapan hidup pasien dengan HIV karena pengobatan HIV semakin baik.

“Perubahan sel dari HSIL menjadi cancer membutuhkan waktu yang lama – bertahun tahun pada kasus tertentu. ART memberikan harapan hidup lebih lama sehingga memberi waktu untuk anal cancer berkembang. Pada daerah dengan kondisi dimana orang dengan positif HIV dengan pengobatan ART yang baik dapat hidup lama dan sehat tetapi tidak ada fasilitas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan untuk kasus HSIL, maka kita akan berpikir bahwa seseorang mungkin menderita penyakit anal cancer dan berkembang, yang sebelumnya tidak ada”. Menurut pendapat beliau.

Pemeriksaan atau screening untuk HPV- entah untuk mencari ada tidaknya virus HPV penyebab anal cancer atau tipe yang lain, tidak direkomendasikan untuk dilakukan. ” Dikarenakan kasus HPV banyak ditemukan pada orang yang seksual aktif, dan juga dengan melakukan tes tidak akan memberikan gambaran kondisi yang sebenarnya yang tidak bisa digunakan untuk mengambil keputusan medis selanjutnya “, menurut pendapat Palefsky.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang jika mereka khawatir. Pertama pada orang yang berusia kurang dari 26 tahun segera dapatkan vaksinasi HPV. Gardasil, vaksin yang sama yang diberikan pada wanita sebagai pencegahan cancer cervix bisa juga digunakan pada pria. Sangat efektif untuk mencegah HPV tipe 16 dan 18. Palefsky berharap ini bisa menjadi vaksinisasi rutin dan wajib untuk semua laki laki dan wanita seperti dengan vaksin wajib yang direkomendasikan. Oleh Pemerintah. Setelah usia 26, vaksin mungkin tidak efekstif lagi karena mungkin semua orang hampir terexposure HPV .

Kanker dubur dan HPV

Orang yang tidak mendapatkan vaksin HPV, harus memperhatikan gejala klinis yang persisten yang timbul di daerah anus yang bukan gejala klinis selain hemoroid/ambein atau gejala herpes.
“Jika kamu ada gejala nyeri atau pendarahan, atau ada benjolan yang tidak kamu ketahui penyebabnya segeralah konsultasi dengan dokter terlebih dahulu,” demikian penjelasan Palefsky.

Palefsky juga menjelaskan khususnya pada laki laki yang berhubungan dengan laki laki lainnya, khususnya yang HIV positif untuk rutin melakukan pemeriksaan ano-rectal atau digital ano-rectal exam (“DARE”) secara rutin. Tipe pemeriksaan rutin ini, disertai dengan pemeriksaan anal cytology untuk pemeriksaan pre-cancerous cells, digunakan untuk mendeteksi gejala awal dari anal cancer. Dengan pengawasan dokter yang sudah terlatih dan mempunyai alat yang cukup untuk mengevaluasi jika ditemukan hasil cytology yang abnormal, deteksi dini cell pra cancer dan cancer adalah kunci penting keberhasilan pengobatan.

“Seperti kasus mana yang lebih dahulu ayam atau telur sekarang ini. Tidak banyaknya fasilitas pemeriksaan anal cancer sekarang ini sebagai standar pemeriksaan dasar. Karena belum ada data penelitian yang mendukung untuk mensupport hal itu, tapi data dari UCSF Anal Neoplasia Clinic, Research, and Education Center menyimpulkan bahwa dengan screening awal sangat membantu mengurangi kejadian anal cancer,” catatan Palefsky.

Palefsky sekarang ini sedang melakukannya penelitian dengan skala yang lebih besar untuk membantu menjawab pertanyaan diatas. Penelitian Ini dikenal dengan ANCHOR ini akan membantu menjawab tindakan apa yang sebaiknya dilakukan terhadap pasien dengan HSIL.
“Ketika semua orang mengatakan  alasan untuk melakukan screening dan pengobatan HSIL adalah untuk mengurangi resiko terjadi ya anal cancer. Karena belum ada yang melakukan penelitian secara randomized controlled sebelumnya, tidak bisa dinyatakan bahwa apa yang kita lakukan sebenarnya adalah membantu. Misalnya, saya banyak mempunyai pasien, jika saya temukan keadaan yang HSIL dan saya obati tidak berkembang menjadi cancer. Tetapi saya tidak yakin apakah itu terjadi karena terapi dan obat yang saya lakukan. Atau karena sebenarnya tidak akan berkembang menjadi cancer walaupun tidak saya obati .”

Penelitian ini dilakukan di 15 tempat di Amerika pada orang yang HIV positif yang ditemukan HSIL pada saat dilakukan biopsi. Peneliti akan segera mengobati jika nyatakan HSIL dan memonitor patien sesuai dengan protokol penelitian dan progresifitas HSIL menjadi cancer akan dievaluasi. Jika penelitian ini sukses makan akan digunakan sebagai acuan untuk pemeriksaan dan pengobatan HSIL.